Senin, 19 Oktober 2015

MENGARTIKAN REVOLUSI MENTAL


Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat —seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan— yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.

Revolusi Mental Dalam Arti Yang Paling Mudah

Perbuatan

Setiap manusia punya hati nurani, hati nurani yang paling dalam yang bisa membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. Semua itu akan berubah menjadi tingkah laku, kalau baik lakukan, kalau tidak baik, tinggalkan. Ingat, Tuhan Maha Melihat dan perbuatan kita akan dimintai pertanggung-jawaban juga akhirnya.

Kata-kata

Kata-kata bisa mencerminkan kepribadian, karakter seseorang juga. Dari kecil kita pernah belajar di sekolah, belajar agama, norma-norma hidup. Kata-kata, kalau itu pantas boleh keluar melalui ucapan atau tulisan, dan sebaliknya. Kata-kata kita juga akan diperhitungkan oleh Allah.

Pendengaran
Kadang kita mendengar sesuatu yang baik dan yang buruk, dan harus diselidiki dulu tentang kebenarannya jangan asal menilai. Manusia punya nalar, bisa melihat, menilai sesuatu apakah itu wajar atau tidak. Yang tidak wajar mending tidak usah dipedulikan, jangan diterima dan dimasukkan hati.

Penglihatan

Yang sekiranya tidak pantas untuk dilihat, mending tidak usah melihatnya, contoh: sengaja ingin melihat orang berantem. Seperti kata-kataku di atas juga, sesuatu yang pantas dilihat, boleh kita lihat, yang tidak pantas mending jangan. Sekali lagi Tuhan juga Maha Melihat, apa yang kita lihat baik atau buruk bakal dimintai pertanggung-jawaban oleh-Nya.

Kita semua punya agama dan agama apapun yang benar pasti mendidik tentang kebenaran, kebaikan. Dengan berpegang, berpedoman dari agama tersebut akan bisa membentuk perilaku, mental yang cerdas dan sehat.

Emosi

Wajar kalau tiap orang punya emosi, ada emosi yang baik dan jelek, kalau emosi yang jelek memang patut untuk dikendalikan. Nah itu terhantung pada diri masing-masing orang, bisa atau tidak mengendalikan emosi yang tidak baik, misalnya marah, mudah panas hati, cemburu dll. Mengontrol emosi, kita semua perlu belajar, tanya pada hati sendiri iya apa enggak? kalau baik lakukan, kalau jelek, buruk tinggalkan.

Suka dan tidak suka dengan seseorang

Suka atau tidak suka itu alasanya berasal dari perbuatan-perbuatannya, itu kalau tentang seseorang. Banyak orang yang membuat khilaf di masa lalu yang membuat orang lain membencinya. Nasib baik kalau orang yang membuat kesalahan itu mau untuk berubah, memperbaikinya, tapi sebaliknya kebanyakan orang pada ketakutan kalau dia, mereka tidak bisa berubah dan akhirnya merugikan orang banyak.

Hukum

Hukum yang dipegang oleh manusia selalunya bisa diakali dengan kelicikan-kelicikan. Tapi hukum di hadapan Allah tidak bisa. Hukum di mata manusia bisa dibeli dengan uang, tapi di hadapan Allah tentu tidak, sekali lagi akan dimintai pertanggung-jawaban akhirnya, kalau tidak di dunia, di akherat sudah tentu.

Membenci tidak harus menjelek-jelekkan

Menurutku, membenci tidak harus menjelek-jelekkan dengan cara apapun, jadi mental orang memang perlu di revolusi kalau hal-hal tersebut masih sering terjadi. Allah akan menyukai orang yang punya budi pekerti yang baik. Orang lain juga akan melilai karakter seseorang salah satunya juga dari budi pekerti yang baik. Orang membenci pasti karena perbuatannya, syukur kalau masih bisa diingatkan, mengingatkan, menegur juga harus dengan cara yang baik.

Revolusi mental bagaimana untuk memulai?

Sekali lagi, mental yang sehat harus dimulai dari sendiri contohnya, menghormati orang tua, berkata-kata yang baik, mendengarkan yang baik, melihat yang baik, bersopan-santun di jalan raya saat mengemudi, bersopan santun dengan orang lain, berdisiplin, kalau tidak suka dengan seseorang, ingatkan, tegur dengan cara yang santun, sopan, positif thinking (tidak usah hati diwarnai dengan prasangka negatif, pikiran negatif). Saat marah, emosi, membenci orang tidak perlu untuk mengeluarkan kata-kata dengan menyebutkan animals, atau alat kelamin, atau kata-kata kasar, kata-kata yang tidak pantas. Susah? mari kita belajar!

sumber : 
http://www.loveheaven07.com/2014/07/revolusi-mental
https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes